Friday, May 19, 2006

Empat Agama dalam Satu Atap

Assalamu ‘Aalaykum Wr.Wb.

Rasulullah SAW dalam hal shalat sudah dengan tegas menyatakan, untuk mencontoh Nabi Muhammad SAW melakukan shalat, Rasulullah dan pra Sahabatnya belum pernah melakukan dan mencontoh shalat seperti itu, coba perhatikan hadis dibawah ini:

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

Rasulullah SAW bersabda: “Shalatlah kamu sekalian seperti kamu sekalian lihat aku shalat”

Nabi tidak pernah pengajarkan shalat seperti itu , itu contoh yang menyesatkan, seperti dalam wasiat Rasulullah SAW kepada para sahabatnya termasuk seluruh ummatnya, seperti hadis dibawah ini:

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ. وَإنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّـينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ». رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان في صحيحه وقال الترمذي: حديث حسن صحيح

Dan Rasulullah SAW berwasiat untuk taqwa kepada Allah dan mendengarkan serta mentaatinya, kalau diantara kamu hidup maka akan lihat ber- macam2 perbedaan yang banyak, maka ikutilah sunnahku (apa yg telah dicontohkan Rasulullah SAW dalam beribadah) dan sunnahnya para Khulafaur Rosyidin yang mendapatkan petunjuk peganglang itu erat2, hati2 dengan hal2 yang baru (dalam peribadatan) , maka sesungguhnya semua yang baru (dalam hal beribadah) adalah bid’ah (yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam beribadah) dan semua bid’ah adalah sesat..

Di hadis yag lain disebutkan bahwa semua yg sesat tempatnya di neraka, na’udhu billahi min dhaalik

Salam.,
Achmad Muzammil
===============
Assalamu ‘A’laikum Wr.Wb.
Ini informasi yg tambah membingungkan ummat.
Ini sangat merusak akidah Tauhid kita, dan sudah masuk ke area ke Musyrikan. Allah SWT dalam Al Qur’an sudah jelas sekali mengajarkan kepada kita ummat Islam dalam surat yg insyaa Allah semua ummat Islam sudah hafal dan mengetahui dengan baik, yg mana ketika kaum kafir Quraish meminta ke Nabi Muhammad SAW untuk beribadah secara bergantian menurut versinya Muhammad SAW dan versinya kafir Quraish, maka turunlah ayat dengan tegas kepada nabi Muhammad SAW surat Al Kafirun yang merupakan larangan melakukan hal seperti yg diinginkan kafir Quraish waktu itu, Allah SWT berfirman:

قُلْ يَـٰۤأَيـُّهَا الْكَـٰفِرُونَ * ڌ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَڌ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ * وَڌ أَنَا˚ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ * وَڌ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ

Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". (QS. Al Kafirun/109:1-6)

Allah SWT melarang mencampur adukkan yang haq dan yang bathil seperti dlam Firman-Nya:

وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَـٰطِلِ

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil” (QS.Al Baqarah/2:42)

Kita harus berbuat baik kepada seluruh ummat manusia di muka bumi khususnya dalam bermuamalah dengan mereka, tapi masalah syari’at dan akidah agama sudah jelas sekali tidak boleh mencampurkan adukkan antara mermacam2 khurafat atau bermacam-macam keyakinan mereka dengan akidah Tauhid kita, ini sangat berbahaya kepada kemurnian akidah Tauhid.

Salam,
Achmad Muzammil
=============================================
Just to share. Sumber: Tempo, 9 April 2006. Hlm 36
=============================================
Empat Agama dalam Satu Atap

Bukan masjid, tidak pula gereja. Sebuah bangunan di Yogyakarta bisa dipakai untuk ibadah semua agama.

Azan menggema dari masjid diluar Balai Budaya Puskat, Yogyakarta. Achmad, 32 tahun, seorang karyawan di sana, bergegas mengganti sepatunya dengan sandal. Dengan menenteng sejadah, dia menyusuri jalan setapak menuju sebuah bangunan yang masih berada dalam kompleks Balai Budaya. Bangunan itu ternaungi rumpunan bambu. Achmad menuju pancuran wudu. Tak lama, dia sudah khusyuk menghadap Tuhan.

Bangunan berbentuk bujur sangkar tempat Achmad memanjatkan doa itu beratap kerucut mirip joglo. Orang yang baru pertama kali datang ke sana mungkin akan kebingungan. Di dinding sebelah barat terdapat kaligrafi Arab dengan terjemahan "Dan Allah Tidak Menyukai Kebinasaan". Mirip masjid. Tapi coba tengok dinding sebelah selatan, ada gambar burung merpati dan kalimat "Pandanglah Burung-Burung di Langit". Kali ini tanpa kaligrafi, dan hiasan itu lebih pas terpasang di gereja. Lho?

Tunggu, masih ada dua sisi dinding lagi. Di dinding bagian utara terdapat gambar swastika simbol agama Hindu dengan tulisan "Aku Hidupi Semua Tumbuh-Tumbuhan". Satu lagi, dinding timur tercatat sebaris tulisan "Biarlah Setiap Mahluk Bersorak-sorai", menujukkan tempat ibadah agama Budha. Simbol dan kalimat bijak yang berbeda-beda itu memang hanya ada di bagian tengah keempat dinding. Selebihnya dipenuhi gambar sekumpulan pohon bamboo dengan dedaunan menjuntai. Pucuknya menjalar sampai langit-langit, semakin ke atas warna hijaunya semakin pudar.

"Daun bambu yang memudar dan menyatu diatas itu menggambarkan Tuhan kita satu," kata Romo Y.I. Iswarahadi, Direktur Studio Audio Puskat Kateketik(Puskat) Yogyakarta.

Bangunan tempat Achmad menjalankan salat itu memang dirancang khusus sebagai tempat ibadah. Semua pemeluk agama - tak terbatas empat agama yang tergambar di dinding - bisa memakainya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta. Menurut Iswara, filosofinya,"Diatas sana tidak ada sekat, meski di sini kita memuja-Nya dengan cara yang berbeda-beda."

Keempat dinding rumah ibadah itu memiliki panjang yang sama, delapan meter. "Siapa pun boleh berdoa di sini," kata Iswarahadi. Lukisan bambu sengaja dibuat karena lokasinya memang berada di antara hutan bambu. Jaraknya sekitar delapan kilometer dari pusat Kota Yogya menuju obyek wisata Kaliurang. Tempat ibadah ini dibuat menyatu dengan alam, karena alam menjadi bagian dari doa. Kalimat bijak yang dipakai dikumpulkan dari pimpinan berbagai agama. Ternyata tiap agama punya ayat yang berkaitan dengan lingkungan.

Bangunan itu unik memang. Saat pimpinan agama bersitegang membuat aturan main pembangunan rumah ibadah, di sini aturan itu tak berlaku. Aturan itu dituangkan dalam peraturann bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, yang ditetapkan pada Selasa dua pekan lalu. Karena masih dianggap kurang adil, hingga sekarang peraturan itu masih dikecam (lihat Suara Protes Masih Terdengar).

Gagasan pendirian tempat ibadah bersama datang dari Pastor Dr. Ruedi Hofmann, SJ dan Gijzelaar yang berasal dari Swiss, sepuluh tahun lalu. Keduanya kini berada di Dili, Timor Timur. Mereka sekaligus arsitek seluruh bangunan di lahan seluas 3,3 hektare itu. Tujuh jenis pohon bambu tumbuh subur di areal yang terletak di tepi Sungai Boyong itu, menaungi bangunan, beberapa cottage, rumah panggung yang disewakan untuk berbagai acara.

Pembangunan rumah ibadah itu diilhami perintah Yesus untuk mengasihi sesama. Menurut Iswarahadi, Yesus selalu membuka diri terhadap orang di luar kelompok Yahudi. "Beliau bahkan sering memberikan contoh orang beriman dari golongan lain," katanya.

Dengan landasan teologis itu, Romo Ruedi menganggap pentingnya bergaul dengan penganut agama lain di luar agama yang dianut.

Awalnya berbagai kecaman muncul. "Protes keras justru datang dari agama kami (Katolik) sendiri,"kata Iswarahadi. Mereka mempertanyakan gambar yang dipilih burung merpati, bukannya Salib. Orang-orang Katolik juga mempertanyakan mengapa mendirikan tempat ibadah untuk orang bukan Katolik.

Sementara kaum muslim mensyaratkan tidak boleh ada gambar, tapi harus ada kaligrafi. Mereka pun menghindari gambar yang mengandung unsur pemujaan. "Setelah banyak orang menerima dan melakukan ibadah di sini, lama-lama ya tidak apa-apa,"
kata Iswarahadi.

Tokoh agama yang pernah melakukan ibadah dan mengadakan lokakarya antar-agama di tempat itu antara lain Prof. Abdil Munir Mulkan, Th.Sumartana(alm), Gedong Bagoes Oka, Bikhu Panyavaro dari Mendut, juga sejumlah Uskup. Andai kata bangunan serupa didirikan di banyak tempat, mungkin rebut mempersoalkan izin pendirian tempat ibadah tidak akan
muncul.

---------------------------------

0 Comments:

Post a Comment

<< Home